The Era of Technology

Neonnews - Monster Loch Ness atau Nessie yang melegenda di Inggris Raya sampai kini belum bisa dibuktikan keberadaannya secara ilmiah. Jadi cukup mengejutkan ketika seorang pengguna Google Earth mengklaim menemukan si monster dalam situs peta online tersebut.

Dalam gambar yang diambil dari Google Earth, tampak sebuah objek besar menyerupai binatang yang sedang berenang di permukaan air.

Jason Cooke mengaku menemukan gambar aneh itu saat sedang asyik browsing Google Earth. "Aku tak bisa mempercayainya. Gambar itu mirip dengan deskripsi mengenai Nessie,".

Meski tidak jelas apakah benar-benar Nessie atau hanyalah obyek lain, gambar di Google Earth tersebut tetap memicu rasa penasaran. Dinilai perlu studi lebih lanjut untuk menginvestigasi temuan ini.

Keberadaan monster Loch Ness memang terus diperdebatkan sejak berpuluh tahun lampau. Banyak pihak mengklaim telah menjepret Loch Ness, namun sebagian besar foto yang ada hanyalah tipuan belaka.

Neonnews - Melejitnya popularitas Bing, mesin pencari Web besutan Microsoft di Internet, membuat Google langsung berbenah diri. ‘Senior’ di kancah mesin pencari web asal Mountain View, California itu pun baru-baru ini menghadirkan sejumlah fungsi baru.


Dalam blog resminya, teknisi piranti lunak Google, Lingyun Liu mengatakan, saat ini Google menyuguhkan gambar (thumbnail) pada map maupun pencarian link suatu lokasi dalam layanan Google Search.

Dengan mengklik gambar tersebut, pengguna akan diantarkan ke Google Maps di mana mereka dapat menjelajahi lokasi tersebut dan sekitarnya dengan dibantu aplikasi geo-tagging. Dengan aplikasi geo-tagging, pengguna dapat melakukan proses identifikasi lokasi, dengan menambahkan konteks informasi metadata pada lokasi geografis tertentu.

“Mengetahui lokasi geografis dari suatu tempat adalah fitur yang kami unggulkan di sini,” kata Liu dalam tulisannya. “Pengguna akan lebih bisa membayangkan sekaligus merasakan bagaimana rasanya berada di lokasi tersebut. Tak ada yang lebih baik selain melihat gambar atau foto dari lokasi yang kita cari-cari,” ucapnya.

Selain itu, Google juga memungkinkan pengguna melakukan filterisasi dalam pencarian gambar lokasi. Untuk itu, Google mengadopsi lisensi Creative Commons. Tak cukup di situ, Google juga memperkaya tool untuk Product Search, terutama bagi pengguna ponsel. Sayangnya, tool tersebut baru bisa tersambung di beberapa negara saja, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Korea Selatan.

“Tak peduli ponsel apa yang digunakan, masukkan saja kata produk pada Google.com, dan pilihlah link Shopping results...,” kata Eiji Hirai, teknisi piranti lunak, dalam blog Google Mobile. “Anda juga bisa mem-bookmark layanan pencarian produk dengan alamat www.google.com/m/products,” ucapnya.

Rival Google Search, Microsoft Bing kini tengah gencar mencuri perhatian pengguna Internet sejak diluncurkan. Namun demikian, menurut Net Applications, Google masih jauh menguasai pangsa pasar dan relatif sulit "ditumbangkan".

Di dunia, saat ini, Google menguasai sekitar 81 persen pangsa pasar mesin pencari berbasis Web. Setelah menyalip Yahoo, kini Bing menyusul di nomor dua dengan 5,3 persen.